Profil

MADRASAH ISLAMIYYAH AL MUNAWWARIYYAH
(MIM)

AWAL BERDIRI DAN TUJUAN
Sungguh segala puji milik Allah, setelah dua tahun berdirinya Pondok Pesantren Al-Munawwariyyah, pada tanggal 17 Syawal 1402 H, KH. Moh. Maftuh Said sebagai pengasuh dan pendiri pondok memutuskan untuk mendirikan sebuah lembaga berbasis keagamaan di bawah Yayasan Al-Munawwariyyah dengan nama Madrasah Islamiyah Al-Munawwariyyah yang biasa dikenal dengan MIM. Lembaga ini diresmikan pada tanggal 19 Syawal 1404. Dengan tujuannya, selain mencetak generasi Qurani yang berakhlakul karimah melalui pemahaman kitab-kitab salafus sholih, juga sebagai media penyeimbang antara pengetahuan umum dan pengetahuan agama, sehingga diharapkan akan terbentuk manusia yang pandai dalam bidang keduniawian juga mengerti dan faham dalam kediniyahan yang pada akhirnya akan tercipta generasi-generasi muttaqin.

METODE PENGAJARAN
Mengingat bahwa salah satu tujuan berdirinya lembaga MIM adalah mewujudkan generasi muttaqin melalui pemahaman kitab-kitab salafush sholih, maka metode yang digunakan mengacu pada kesalafan. Hal ini terbukti masih eksisnya makna gandul ala pesantren. Dengan sistem sorogan pada awal dan tanya jawab pada akhir pelajaran, muhafadloh bersama sebelum dimulainya pelajaran dan yang lebih dominan adalah materi-materi yang tersaji adalah murni pelajaran salaf. Mulai dari ilmu tafsir, tauhid, fiqh, tarikh, tajwid, nahwu, shorof, akhlaq, bahasa arab serta pelajaran menulis bagus (khot) pada semua tingkatan dan imla pada tingkat dasar. Untuk mengetahui kemampuan anak didik dalam memahami materi-materi yang telah disampaikan maka MIM melaksanakan 2 kali ujian semester dengan istilah al ikhtibarul awwal wal akhir.

PERKEMBANGAN MADRASAH
Pada awal berdiri hingga pada tahun 1421H. nama tingkatan sengaja mengadopsi dari istilah pesantren salaf Falah Ploso Kediri. Meliputi Pra, SP, dan Sifir. Namun, pada tahun 1424 H. Atas inisiatif kepala madrasah waktu itu, Ust. Rif’an Fauzi dan dengan restu KH. Moh. Maftuh Sa’id sebagai pendiri madrasah, merubah nama tingkatan dengan istilah i'dad dan ibtida.
Kemudian pada tahun 1419 H. Atas inisiatif putra pendiri yaitu, HM. Agus Fahim Maftuh, dibentuklah satu tingkatan khusus sebagai wadah anak didik yang telah menyelesaikan pendidikan tingkat ibtida.
Adapun istilah tingkatan ini mengambil dari salah satu pondok pesantren di probolinggo, dengan istilah takhasus.

KEGIATAN
Diawali di tahun 1426 H hingga sekarang setiap akhir tahun pelajaran MIM mengadakan muwaddah. Dengan agenda pemberian bea siswa bagi anak didik yang berprestasi (juara kelas) dengan bentuk gratis biaya pendidikan selama satu tahun. Dan bagi anak didik yang berprestasi istimewa (juara tingkatan) maka lembaga, selain memberikan beasiswa gratis biaya pendidikan selama satu tahun juga memberikan satu paket kitab dengan cuma-cuma. Hal di atas tentu bertujuan agar anak didik makin termotivasi untuk jadi yang terbaik sehingga diharapkan mampu mewujudkan karakter "berlomba-lomba dalam kebaikan".
Selain itu, MIM juga mengadakan kegiatan rutin tahunan. Yaitu mengadakan lomba dalam bidang ubudiyah dan fanniyah. Ini tidak lepas dari nilai edukasi yang ingin diberikan MIM kepada santrinya.

Adapun masa liburan MIM teragendakan 2 kali dalam setahun dengan mengacu induk lembaga, yayasan Al-Munawwariyyah yaitu pada setiap bulan ramadlan (sebagai liburan tengah tahun) dan akhir tahun sebagai moment kenaikan kelas.

Di setiap awal ramadlan, yakni sebelum liburan tengah tahun MIM mengadakan pengajian kilat dengan materi kitabus shiam dan kutubus salaf. Agar anak didik mempunyai bekal saat liburan bersosialisasi dengan masyarakat di daerah asal masing-masing.
Demikian informasi sekilas lembaga MIM. Akhirnya kami berlindung kepada Allah dari segala pengaruh yang membutakan mata hati dan melunturkan kemurnian aqidah. Dan kami selalu berharap kepada-Nya, agar senantiasa memberikan kekuatan lahir bathin dalam melestarikan syariatNYA di muka bumi khususnya di tanah air tercinta, Indonesia.
(by.Pusat Informasi MIM)

Kamad MIM